Sabtu, 07 Mei 2016

Jangan salah memantaskan diri


Salah satu ujian iman tertinggi adalah ketika diri tak menyadari posisi tertinggi hati, tak lagi Allah yang menghuni. Terkelabui oleh cinta yang katanya sejati, padahal hakikatnya kehadirannya hanya untuk menguji.
Bersibuk memantaskan diri karena jodoh, bukan lagi karena Allah. Terbakar semangat menikah, tanpa menyadari niat berbelok, tak lagi untuk ibadah. Mulai gelisah menapaki pencarian, mengabaikan penguatan ketaatan dalam kesendirian.
Padahal ketahuilah episode “sendiri” itu Allah berikan sebagai sebuah kesempatan untuk mengeksplorasi kehidupan. Episode “sendiri” juga merupakan kesempatan untuk memupuk ketaatan, sebagai bekal persiapan pulang. Ia bukanlah sebuah kutukan, sehingga pantas sebagai cibiran. Bukan .
Tenang saja, diam, kalem, santai, semua sudah di atur. Di atur dengan sebaik-sebaiknya, dengan setepat-tepatnya. Tak perlu gelisah, khawatir jadi salah arah, tak perlu terburu-buru, khawatir jalan tempuhnya keliru.